Laporan: W Mei Dwi Ariyanto | Editor: Tedy M
Gaya dan gemulai penari hipnotis warga, Sumbowo dan Ahmad Fatoni kompak bicara budaya
GosipHangat.com – Siapa sangka, Selasa (29/4/2025) kemarin, Alun-Alun Cilacap berubah jadi lautan gemulai dan warna-warni kain tradisional. “Cilacap Menari”, begitu tajuknya. Sebuah pertunjukan tari kolosal yang bikin warga Cilacap tak bisa berhenti melirik—dan memotret.
Digelar selama 12 jam nonstop, mulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB, acara ini sukses menyedot perhatian publik. Sekitar 200 penari dan pemusik dari sembilan sanggar dan kelompok seni tumpah ruah di tengah kota, membentuk harmoni gerak dan irama yang katanya sih, “bisa bikin merinding.”
Tak tanggung-tanggung, acara dibuka dengan iring-iringan para peserta yang membawa aura mistis sekaligus megah. Sumbowo, Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap yang tampil formal namun tampak menikmati suasana, menyampaikan pesan penuh makna.
“Tari bukan sekadar gerak yang indah namun merupakan bahasa ekspresi jiwa, cermin peradaban, serta sarana menyampaikan nilai-nilai kehidupan dari generasi ke generasi,” ucapnya dalam sambutan yang cukup filosofis, tapi tetap mengena.
Tak berhenti sampai di situ, Sumbowo juga menyentil soal anak muda. Katanya, mereka harus lebih terlibat, bukan cuma jadi penonton yang doyan selfie di depan panggung. “Besar harapan saya, melalui ‘Cilacap Menari’, semangat berkarya di bidang seni tari terus tumbuh subur di Kabupaten Cilacap,” tandasnya.
Sementara itu, Ahmad Fatoni, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, turut angkat bicara soal agenda yang katanya bukan hanya demi seremoni, tapi juga bagian dari perayaan Hari Jadi Kabupaten Cilacap ke-169.
“Acara ini puncaknya, sebelumnya sudah ada Ebeg, Sintren, Wayang Kulit di Cipari, dan Lengger serta Campursari di Banjarwaru,” ungkap Fatoni. Ia juga menyebut bahwa kegiatan ini melibatkan kelompok masyarakat seni secara langsung, alias bukan cuma tampil lalu pulang, tapi benar-benar diajak kerja bareng dari awal.
Menariknya, nama-nama sanggar yang ikut juga tak kalah catchy. Sebut saja Barongsai Naga Selatan, Ebeg SCB, Bangkit Sekar Budaya, hingga Sang Penabuh. Kalau dijadikan boyband, mungkin sudah jadi pesaing BTS versi lokal.
Fatoni pun tak lupa menyisipkan pujian pada sang Bupati, Mas Syamsul Auliya Rachman. “Ini sesuai dengan visi misi Bupati kita, bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap siap untuk memajukan kebudayaan di Cilacap,” katanya, sambil tersenyum diplomatis.
Warga? Mereka tampaknya senang bukan main. Bukan hanya karena tontonan yang langka dan estetik, tapi juga karena—siapa tahu—anak mereka bisa viral kalau kebetulan terekam menari di TikTok.
Siap-siap saja, kalau tahun depan “Cilacap Menari” kembali digelar, bisa jadi jumlah penarinya bukan 200 lagi. Bisa-bisa ribuan, lengkap dengan kostum bling-bling dan efek lampu yang bikin suasana makin wow.
Mau ikut? Mulai dari sekarang belajar tari dulu ya. Jangan sampai cuma bisa goyang pinggang waktu disuruh maju.