Laporan: W Dwi Mei Ariyanto | Editor: Tedy M
GosipHangat.com — Drama penggerebekan ala film laga mendadak bikin heboh warga Jalan Pisang, Desa Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap! Bukan gudang rahasia, bukan pula pabrik rokok ilegal, yang jadi sasaran justru warung mungil milik Ferdi Saputra (22) yang cuma jualan rokok eceran.
Kejadian yang berlangsung panas ini bikin Ferdi dan sang ayah, Purwanto (59), syok berat dan merasa dirugikan. Betapa tidak, warung kecil mereka tiba-tiba digeruduk oleh sekelompok orang yang mengaku wartawan dari berbagai daerah, mulai dari Kebumen, Semarang, hingga Jawa Timur!
“Waktu itu saya sempat kaget,” ucap Ferdi singkat saat ditemui wartawan, Kamis (17/4/2025).
Aksi tak terduga ini sontak jadi buah bibir warga setempat. Banyak yang bertanya-tanya, sejak kapan wartawan bisa bertindak bak aparat penegak hukum, main grebek tanpa surat tugas resmi apalagi tanpa didampingi polisi maupun petugas Bea Cukai.
Ferdi pun mengisahkan detik-detik mencekam saat warungnya disatroni para oknum tersebut, tepat pada Senin, 14 April 2025. Tanpa aba-aba, dua orang yang mengaku wartawan menerobos masuk ke rumahnya.
“Ada dua oknum wartawan yang pertama masuk ke rumah saya tanpa ada surat keterangan dan sebagainya, tiba-tiba dia mengambil rokok ibaratnya kurang sopan. Mereka masuk rumah tanpa melepas sepatu dan mengambil rokok dan memanggil semua temannya disuruh datang ke situ dan setelah itu semua pada datang menanyakan kepada saya, dikira tempat saya itu penimbun atau toko, padahal saya itu cuma pengecer yang mencari untung seribu lah,” katanya.
Ferdi mengaku, stok rokok yang ada di warungnya hanya hitungan jari. Jauh dari bayangan “gudang rokok ilegal” seperti yang dituduhkan.
“Kalau mau gerebek itu yang skalanya besar atau pabriknya sekalian. Jangan yang di bawah,” sambungnya, kesal.
Lebih mengejutkan lagi, Ferdi mendengar alasan di balik penggerebekan ini — diduga beraroma balas dendam atas kasus pemerasan yang menyeret salah satu rekan oknum wartawan ke balik jeruji besi.
“Alasan yang saya dengar katanya ada kejadian sama saya ada oknum wartawan dipenjara karena memeras sebuah toko dan ingin menyebarkan berita rokok ilegal dengan mengancam, apabila tidak mengasih uang Rp. 5 juta atau berapa dia akan menyebarkan beritanya. Ibaratnya itu balas dendam karena temannya dipenjara ingin dibebaskan,” tandas Ferdi.
Meski tak ada ancaman fisik, Ferdi tetap merasa warung kecilnya dijadikan kambing hitam dalam skenario tak berdasar.
“Alhamdulillah yang kemarin geruduk dan gerebeg rokok tidak ada yang mengancam, cuma begitu kami kayak difitnah seolah tempat kami ini sebuah pabrik atau penimbun (bandar) rokok, padahal kami cuma penjual eceran biasa cuma beberapa slop mencari untung seribu, dua ribu,” ujarnya.
Tak main-main, rokok milik Ferdi sebanyak 24 slop senilai Rp 2 juta disikat begitu saja oleh para oknum tersebut.
“Pada saat gerebeg rumah kami tidak ada polisi sama sekali, hanya sekelompok oknum yang mengaku wartawan. Saya minta agar jangan menyebarkan berita yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Jangan membalikan fakta yang sebenarnya,” keluh Ferdi.
Meski hatinya dongkol, Ferdi masih memberi peluang untuk damai jika para oknum wartawan mau minta maaf secara jantan. Namun kalau tidak, siap-siap berurusan dengan jalur hukum.
“Kalau mereka tetap mengancam kami tidak tinggal diam, kami akan tempuh jalur hukum,” tegasnya.
Yang makin bikin heran, rokok yang disita itu katanya mau dibawa ke Polres, padahal Ferdi cuma pengecer, bukan pabrik rokok.
“Kecuali kami pabriknya boleh digerebek, dan itu sudah salah besar kami bukan pabrik penimbun (bandar),” tegas Ferdi lagi.
Lebih parah, Ferdi bahkan belum sempat melapor karena merasa diintimidasi secara halus.
“Ancamannya seperti nanti akan diproses secara hukum pidana ancamannya seperti itu,” bebernya.
Meski diterpa cobaan, Ferdi memastikan kasus dugaan rokok ilegal ini sudah ditangani Polresta Cilacap dan diserahkan ke Bea Cukai. Denda pun sudah ia lunasi sesuai ketentuan.
“Dugaan rokok ilegal yang kemarin saya jual ini sudah ditangani oleh Polresta Cilacap dan dilimpahkan ke pihak bea cukai, dan setelah itu kami sudah membayar denda apa yang diinginkan bea cukai sesuai aturan yang ada,” pungkasnya sambil menunjukan kuitansi dari Bea Cukai.
Waduh, kisah warung rokok eceran yang jadi sasaran ‘penggerebekan misterius’ ini bikin banyak orang geleng-geleng kepala. Kasihan Ferdi, cuma cari untung seribu, malah disikat berjamaah.(*)