Laporan: W Mei Dwi Aryanto | Editor: Tedy M
GoaipHangat.com – Aksi damai Hari Buruh Internasional alias Mayday di Semarang Kamis (1/5) kemarin awalnya berjalan adem dan santai. Tapi siapa sangka, suasana mendadak berubah jadi mencekam ketika sekelompok orang berpakaian serba hitam muncul bak “tamunya neraka”! Mereka disebut-sebut berasal dari kelompok anarko yang langsung bikin onar di tengah jalan.
Dari bakar fasilitas umum sampai lempar batu ke petugas, kelakuan mereka jelas-jelas kelewatan. Polisi pun tak tinggal diam. Dari 14 orang yang diamankan usai kericuhan, 6 di antaranya langsung dijadikan tersangka! Hal itu disampaikan langsung oleh Kapolrestabes Semarang Kombes Pol M. Syahduddi didampingi Kasat Reskrim AKBP Andika Dharma Sena.
“Ada enam orang kita tetapkan sebagai tersangka. Semuanya memenuhi dua alat bukti, dan unsurnya memenuhi dalam pelanggaran pasal 214 sub 170 KUHP, mereka memiliki peran yang berbeda-beda dalam melakukan aksi anarkis tersebut, ada yang menyusun rencana untuk membuat aksi unjuk rasa berakhir rusuh termasuk penggunaan pakaian berwarna hitam, ada yang merusak fasilitas umum, melempar petugas pengamanan dengan batu, kayu dan benda lain serta melakukan aksi lain yang membahayakan dan melukai petugas,” ungkap Syahduddi di Mapolrestabes Semarang, Sabtu (4/5).
Tak cuma itu, ternyata pihak kepolisian juga menemukan grup WhatsApp rahasia milik mereka—dan yak, grup itu bernama “anarko”! Waduh, makin jelas aja identitasnya. Polisi pun kini lagi giat-giatnya mengusut lebih dalam siapa aja anggota grup tersebut, bahkan mencari siapa dalang intelektual di balik kerusuhan yang mengguncang jantung Kota Semarang itu.
“Kita pastikan akan terus mencari dan memburu keberadaan kelompok anarko ini di wilayah Semarang berdasarkan bukti dan informasi yang sudah dimiliki oleh pihak Kepolisian, hal ini untuk menjamin Kota Semarang harus aman dan kondusif serta terbebas dari segala macam tindakan anarkis yang mengarah kepada aksi kriminal,” tegas Syahduddi, dengan nada yang nggak main-main.
FYI, aksi Mayday awalnya digelar sejumlah serikat buruh di depan Kantor Gubernur dan DPRD Jawa Tengah. Suasananya damai, sampai akhirnya rombongan berpakaian hitam ini masuk dan langsung bikin ulah. Mulai dari pembakaran, pengrusakan taman dan pagar, sampai bikin petugas kewalahan. Bahkan, tiga anggota polisi dikabarkan terluka akibat serangan brutal mereka.
Polisi akhirnya harus turun tangan secara tegas—dari membubarkan massa hingga mengamankan lokasi. Untungnya, menjelang sore, kondisi mulai kondusif lagi. Jalanan kembali normal, dan masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa.
“Setelah dilakukan tindakan kepolisian secara terukur, situasi di sepanjang jalan kantor gubernur berangsung normal dan kondusif,” pungkas Syahduddi.
Wah, drama Mayday tahun ini bener-bener di luar nalar ya! Kita tunggu aja kelanjutan episode berikutnya: siapa dalang sebenarnya di balik kerusuhan ini? Stay tuned!