Laporan : W Mei DA | Editor : Tedy M
Gosiphangat Wah luar biasa, inovasi tiada henti bestie! Puskesmas Cilacap Selatan II tak pernah bosan membuat gebrakan untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu inovasi terbarunya adalah layanan berhenti merokok yang kini menjadi piloting project di Kabupaten Cilacap. Makin keren aja kan gengs!.
Infonya nich! Layanan berhenti merokok ini dirancang untuk membantu masyarakat Cilacap yang ingin berhenti merokok dengan memberikan dukungan dan konseling yang tepat. Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi puskesmas lain di Cilacap untuk mengembangkan layanan serupa. Inovasi banget kan gengs!
“Pelayanan itu harus aman dan nyaman kepada masyarakat. Untuk itu kita punya prioritas untuk antrian buat disabilitas, ibu hamil, bayi dan balita,” tuturnya santai tapi penuh makna, Selasa (20/5/2025).
Ngga berhenti disitu bestie! Doi bilang, saat ini pendaftaran layanan di Puskesmas melalui online. Katanya, untuk memangkas antrian di tempat pendaftaran. “Masyarakat yang mau berobat bisa mendaftar dari rumah H-1. Bagi yang punya BPJS bisa menggunakan JKN mobile,” jelasnya dengan nada lembut.
Dari tahun 2022, Puskesmas Cilacap Selatan II fokus stunting. “Kemudian muncul adanya inovasi. Waktu itu ada dari PJ Bupati, Bu Ninit hingga Bupati yang sekarang itu semuanya fokusnya di kesehatan termasuk stunting. Sehingga banyak yang berinovasi untuk mengentaskan stunting,” ungkap dokter yang gemar berinovasi ini.
dr. Dewi menyadari mengentaskan stunting tidak semudah membalik telapak tangan. Kendati demikian, pihak tidak pernah menyerah dan terus berinovasi. “Walaupun kadang muncul kembali karena ada kelahiran baru, kadang ada pindahan darimana yang statusnya stunting sehingga memunculkan beberapa inovasi,” tuturnya.
Adapun inovasi untuk mengentaskan stunting diantaranya Sikat Anting (edukasi singkat mengatasi stunting), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), ada dapur sehat atasi stunting (Dashat) di kelurahan.
“Tidak hanya itu, di kelurahan kelurahan, kita gerakan lintas sektor seperti Donate Maning (donasi telur untuk mengatasi masyarakat stunting). Dana dari puskesmas yaitu PMT, dari kecamatan ada pengumpulan telur untuk mengatasi stunting. Jadi banyak sekali inovasi yang muncul,” ungkapnya.
Menurutnya sekarang ini wilayah Cilacap Selatan menjadi kantongnya TBC karena banyak pasien TBC. Waduh harus pro aktif untuk mencegah penularannya nih gengs!
“Masih banyak yang belum terjaring, sehingga kita harus berinovasi seperti gempur TB, gebrak TB. Itu dalam rangka untuk mencari yang kontak erat dengan pasien TBC karena masyarakat masih kurang kesadarannya,” jelasnya dengan diliputi rasa prihatin.
Ngga cukup sampai disitu. Dewi menegaskan, untuk penyakit TBC, orang sekitarnya harus dicek dan diperiksa. Tujuannya agar yang terduga tertular dapat segera diobati. Itu harus kita cari, nah masyarakat merasa terdiskriminasi. “Wong aku ga sakit ga apa kok disuruh periksa. Makanya kita ada program sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat,” katanya sedikit heran dengan pemahaman masyarakat.
Info yang menarik dari Poli Usaha Berhenti Merokok (UMB). dr. Fachrurrozi membenarkan adanya layanan berhenti merokok merupakan piloting proyek di Kabupaten Cilacap. “Waktu saya ikuti pelatihan di Wonosobo tahun 2023, di Jawa Tengah sudah diimbau untuk ada layanan berhenti merokok,” jelasnya.
dr. Ozi nambahin untuk layanan berhenti merokok dijadwalkan setiap hari kamis. Katanya, untuk prosedur layanan dari tempat pendaftaran ke Poli UBM. “Sebelumnya kami lakukan sosialisasi, nanti ada petugas yang menanyakan kepada pasien atau keluarga pasien yang berobat ke puskesmas. Apakah bapak merokok kalau dijawab iya, nanti kita tanya ada motivasi untuk berhenti merokok atau tidak. Yang jelas mereka harus punya keinginan berhenti merokok setelah ditujukan ke Poli UBM,” ungkapnya santai tapi serius.
dr. Fachrurrozi juga bilang di poli, perokok dilakukan screening. Ada beberapa poin pertanyaan untuk mengukur tingkat kecanduan dari kategori perokok sedang, berat bahkan ada yang sangat berat. Pokoknya dibahas secara detail biar tidak ada yang terlewatkan guys!
“Nah disitu memang keinginan kita kan sudah mengajukan mendapatkan alat ukur CO Analyzer untuk mengukur CO (karbon monoksida) pada paru paru, kandungan dan lingkungan,” tuturnya.
Bocorannya, dengan alat tersebut pasien yang mau berhenti merokok dapat mengetahui dirinya sehat atau tidak bestie. “Setelah diperiksa nanti pasien akan paham walaupun sehat namun karbon monoksidanya buruk,” ucapnya.
dr Ozi menyadari bahwa untuk kunjungan pertama, kedua tidak bisa langsung berhenti. Namun merokoknya sudah mulai berkurang. “Alhamdulillah saat ini yang mengikuti layanan berhenti merokok ada 9 orang. Semoga masyarakat Cilacap Selatan semakin banyak yang berminat mengikuti layanan UBM,” katanya.