Larangan Keluarga Mayit Menyediakan Makanan untuk Pelayat, Benarkah?

- Admin

Senin, 3 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

GosipHangat.com – Dalam masyarakat, sudah menjadi kebiasaan bagi keluarga yang sedang berduka untuk menjamu para pelayat dengan makanan. Namun, tahukah Anda bahwa dalam Islam, hal ini ternyata tidak dianjurkan? Para ulama menyebut bahwa kebiasaan tersebut termasuk dalam perkara makruh dan sebaiknya dihindari.

Pandangan Ulama: Makruh dan Tidak Dicontohkan Salafush Shalih

Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam Ensiklopedi Muslim menegaskan bahwa menyiapkan makanan bagi pelayat merupakan perbuatan makruh yang sebaiknya ditinggalkan.

“Keluarga mayit sendiri yang membuat makanan untuk para tamu ini makruh, tidak pantas dikerjakan karena itu menambah musibah mereka,” jelasnya.

Para sahabat Nabi juga memiliki pandangan serupa. Dalam sebuah hadits, Jarir bin Abdillah Al-Bajaliy RA mengatakan bahwa berkumpul di rumah duka dan menyediakan makanan termasuk dalam perbuatan niyahah atau meratap, yang dilarang dalam Islam:

Gosip Lainya  Rutan Salatiga Berbagi Sembako, Ada Yang Manis Dari Balik Tembok Tebal, Bukan Cuma Cerita Kriminal Loh!

عن جرير بن عبد الله البجلي قَالَ كُنَّا نَعُد الاجتماع إلى أَهْلِ الْمَيِّتِ وصبيعَة الطَّعَامِ بَعْد قلبه من النياحة

“Kami (para Sahabat Nabi) memandang berkumpulnya orang-orang pada keluarga mayit dan keluarga mayit membuatkan makanan untuk mereka setelah dikuburkan, adalah termasuk niyahah (meratap).” (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Niyahah: Dosa Besar yang Berasal dari Tradisi Jahiliyah

Dalam Islam, niyahah—meratapi kematian dengan berlebihan—merupakan kebiasaan di masa Jahiliyah yang dikategorikan sebagai dosa besar. Rasulullah SAW bersabda:

النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ

“Wanita yang melakukan ‘niyahah’ (meratap) jika tidak bertobat sebelum meninggal, pada hari kiamat akan diberdirikan (di hadapan para makhluk) dengan memakai pakaian dari ter (cairan timah panas) dan pakaian kudis.” (HR Muslim)

Gosip Lainya  Gosip Politik: Wapres Gibran Kepincut Menu MBG di Magelang?

Namun, ada pengecualian. Jika makanan disediakan bukan untuk berbangga diri (al-fakhr), melainkan untuk membaca Al-Qur’an atau menghormati tamu (ikram ad-dlayf), maka hal tersebut diperbolehkan.

Tetangga Justru Dianjurkan Menyediakan Makanan

Sebaliknya, dalam Islam justru tetangga dan kerabat yang dianjurkan untuk memasakkan makanan bagi keluarga mayit. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW ketika Ja’far bin Abi Thalib RA wafat dalam Perang Mu’tah:

اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا ، فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ

“Masakkan makanan untuk keluarga Ja’far, sungguh telah datang kepada mereka sesuatu yang menyibukkannya.” (HR Tirmidzi)

Imam Syafi’i dalam Kitab Al-Umm juga menganjurkan agar tetangga membuatkan makanan bagi keluarga yang berduka pada hari wafatnya mayit hingga malam harinya.

Gosip Lainya  Wow! Pemkab Cilacap Beneran Gaspol, Siapkan 5 Hektare Lahan buat Sekolah Rakyat di Majenang

“Karena hal itu termasuk sunnah dan menjadi kenangan yang baik serta termasuk perbuatan orang dermawan sebelum dan sesudah kami,” jelas Imam Syafi’i.

Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni menegaskan bahwa tindakan ini adalah bentuk bantuan dan hiburan bagi keluarga yang sedang bersedih.

Dalam Islam, keluarga mayit tidak diwajibkan menyediakan makanan bagi para pelayat karena dapat menambah beban mereka. Sebaliknya, tugas ini menjadi tanggung jawab tetangga dan kerabat sebagai bentuk kepedulian dan dukungan kepada keluarga yang sedang berduka. Jadi, jika ada keluarga yang sedang berduka, sebaiknya kita sebagai tetangga membantu menyediakan makanan daripada membebani mereka dengan adat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Berita Terkait

Tabrakan Heboh di Sukarno Hatta Salatiga! Angkota Vs Ertiga, Sopir Alami Luka Serius!
Kapolres Veronica Bikin Alun-Alun Pancasila Heboh! Gunungan Singkong, Makan Gratis, dan Pesan Menyentuh di HUT Bhayangkara ke-79
GNPK-RI Cilacap All Out Dukung Kejari Bikin Terang Dugaan Korupsi Lampu Menara Suar!
Super Seru!! Grebeg Kutowinangun Kidul, Salatiga Serasa Balik ke Zaman Pangeran Diponegoro!
Pagi Hari Mencekam! CBR vs Bus di Simpang Blotongan, Pengendara Motor Luka Serius!
Gokil! Pawai Taaruf 2025 di Salatiga Bikin Kota Serasa Karnaval Islami, Ada yang Pakai Kostum Unik Lho!
GOKIL! Laut Rob + Ombak Besar, Larung Jolen Nelayan Kebonjati Auto Bikin Deg-degan!
Wah Bestie! Langit Jawa Beneran Beda! Malam 1 Suro Ketemu Jumat Kliwon, Sakralnya Dobel-Dobel Banget!
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 1 Juli 2025 - 20:21 WIB

Tabrakan Heboh di Sukarno Hatta Salatiga! Angkota Vs Ertiga, Sopir Alami Luka Serius!

Selasa, 1 Juli 2025 - 13:06 WIB

Kapolres Veronica Bikin Alun-Alun Pancasila Heboh! Gunungan Singkong, Makan Gratis, dan Pesan Menyentuh di HUT Bhayangkara ke-79

Senin, 30 Juni 2025 - 13:15 WIB

GNPK-RI Cilacap All Out Dukung Kejari Bikin Terang Dugaan Korupsi Lampu Menara Suar!

Minggu, 29 Juni 2025 - 19:33 WIB

Super Seru!! Grebeg Kutowinangun Kidul, Salatiga Serasa Balik ke Zaman Pangeran Diponegoro!

Minggu, 29 Juni 2025 - 18:44 WIB

Pagi Hari Mencekam! CBR vs Bus di Simpang Blotongan, Pengendara Motor Luka Serius!

Jumat, 27 Juni 2025 - 13:00 WIB

GOKIL! Laut Rob + Ombak Besar, Larung Jolen Nelayan Kebonjati Auto Bikin Deg-degan!

Kamis, 26 Juni 2025 - 17:37 WIB

Wah Bestie! Langit Jawa Beneran Beda! Malam 1 Suro Ketemu Jumat Kliwon, Sakralnya Dobel-Dobel Banget!

Kamis, 26 Juni 2025 - 15:30 WIB

Menjelang 1 Suro, Pasti Identik Dengan Menjamas Keris. Yuk Kita Pahami Sudut Pandang Akademis Dan Budayanya!

Berita Terbaru

error: Content is protected !!