Laporan: W Mei Dwi Ariyanto | Editor: Tedy M
GosipHangat.com – Wadidaw… jagat permedisan di Cilacap lagi-lagi bikin geger, bestie! Dua fasilitas kesehatan alias faskes di wilayah Sampang dituding ogah melayani pasien dari kalangan kurang mampu. Katanya sih, yang diutamakan malah pasien yang berduit. Ih… kok bisa?
Cerita miris ini dialami langsung oleh Anin (5), anak dari pasangan Radimin dan Warniti. Si kecil yang sedang mengalami muntah-muntah disertai demam tinggi pada Kamis, (24/04/2025), buru-buru dibawa sang ayah ke Puskesmas Sampang. Tapi bukannya ditolong, eh malah ditolak! Alasannya? Karena pakai BPJS! Fix, bikin empot-empotan.
Belum cukup sampai di situ, sang ayah, Radimin, yang sudah kebingungan, membawa Anin ke PKU Muhammadiyah Sampang. Harapan kembali sirna, karena di sana pun mereka ditolak dengan alasan… penuh! Duh, double tolak, bestie! Hati siapa yang nggak nyesek.
Radimin jelas kecewa berat. Ia menyayangkan sikap dua faskes tersebut yang dianggap tidak punya nurani terhadap pasien sakit parah, apalagi anak kecil.
“Seharusnya hal ini sudah tidak terjadi di zaman sekarang ini. Karena pemerintah sudah memberikan layanan gratis bagi keluarga kurang mampu dengan adanya BPJS,” katanya dengan nada getir, Kamis, (24/04/2025).
Tak tinggal diam, Radimin juga berencana mengadukan kejadian ini ke Dinas Kesehatan maupun lembaga pengawas pelayanan kesehatan agar kasus ini tak tenggelam begitu saja.
“Kami hanya ingin agar pihak Puskesmas itu berbuat adil, jangan yang kaya diutamakan sementara yang miskin dan menggunakan BPJS diabaikan,” tandasnya.
Untungnya, ada pelita harapan di ujung lorong. Anin akhirnya mendapatkan pertolongan medis setelah dibawa ke Precillia Medical Centre (PMC) Sampang. Di sana, bocah malang itu disambut dengan tangan terbuka dan penuh kasih sayang.
Kompol Sutejo, S.H (Purn), Koordinator Security PMC Sampang, memastikan bahwa PMC berdiri untuk semua kalangan. Gak ada tuh istilah pilih-pilih pasien.
“PMC Sampang ada untuk melayani kesehatan masyarakat tanpa memandang kaya atau miskin,” tegasnya saat dikonfirmasi via WhatsApp.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak Puskesmas Sampang maupun PKU Muhammadiyah Sampang masih belum bisa dimintai keterangan terkait insiden ini. Duh, semoga aja cepet klarifikasi ya, biar nggak makin banyak yang kecewa.
Cerita ini jadi alarm keras buat layanan kesehatan, bahwa semua warga – tanpa kecuali – punya hak yang sama untuk sehat. Jangan sampai, yang kecil dan lemah malah terus jadi korban.