Laporan: Wahono | Editor: Tedy M
GosipHangat.com – Drama panas antar tetangga akhirnya mereda setelah bertahun-tahun tensi tinggi di Desa Glagahombo, Kecamatan Tegalrejo, Magelang. Perseteruan dua keluarga yang tak kunjung reda ini mencapai klimaks saat rumah sang advokat, Novi Sovia Hudi, S.H., jadi sasaran aksi teror cukup jorok—mobilnya dilempari dua kali dengan botol berisi air kencing. Ya, air kencing!
Siapa sangka, setelah diselidiki, pelakunya ternyata bukan orang asing. Mereka adalah anak-anak tetangga Novi sendiri, sebut saja AF dan SR, yang masih berstatus pelajar dan di bawah umur. Waduh!
Kejadian ini tentu bikin heboh warga sekitar, dan Polsek Tegalrejo pun langsung turun tangan. Unit kriminal, Babinkamtibmas, hingga perangkat desa ikut dikerahkan demi mendinginkan suasana. Bripka Gatot Setyawan, Babinkamtibmas Desa Glagahombo, buka suara soal insiden tersebut.
“Ini mediasi laporan warga Glagahombo terkait dengan pelemparan botol berisi air kencing. Ini merupakan kenakalan remaja yang tidak bisa dibenarkan, mungkin merupakan ketidaksukaan pelaku yang masih pelajar kepada pelapor,” ujar Gatot blak-blakan.
Tak ingin masalah ini membesar dan membekas buruk di masa depan para pelaku, Gatot memastikan akan ada pembinaan serius. “Nanti saya selaku Babinkamtibmas selanjutnya akan memberikan pembinaan terkait kenakalan remaja kepada dua anak tersebut. Saya harapkan sebagai orang tua bisa menasehati anak-anak tersebut supaya tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik, apalagi hal yang bisa mengakibatkan tindak pidana ataupun pelanggaran hukum,” tambahnya.
Di sisi lain, Novi Sovia, meski mengaku sangat kesal, memilih untuk memberi maaf. Ia lebih memikirkan nasib kedua anak itu ke depan daripada menuntut mereka sampai ke jalur hukum.
“Saya memberikan maaf untuk pelaku karena saya tetap mengingat dampak dan risiko bagaimana masa depan anak-anak tersebut jika laporannya dilanjutkan dan jangan sampai generasi muda melakukan hal serupa kemudian hari,” ucap Novi, dengan nada yang masih tersirat kecewa namun bijak.
Novi juga menyebut bahwa kedua anak tersebut sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Sebuah langkah yang membuka pintu damai.
Kepala Desa Glagahombo, Sudartono, pun memberikan komentar yang menyejukkan. “Disetiap bertetangga permasalahan pasti ada. Namun diharapkan dengan masalah ini saling menyadari dan saling introspeksi diri saja sehingga kedepannya akan terjalin hubungan sosial dan kemasyarakatan keduanya jadi lebih baik,” katanya, menambahkan, “Harus saling menyadari saja masing-masing orang bisa berbuat kesalahan dan ketika itu diakui dan menjadi sikap kejujuran akan menjadi suatu hubungan yang lebih baik.”
Setelah mediasi yang katanya sempat berlangsung alot, kedua pihak akhirnya sepakat untuk berdamai. Surat pernyataan damai pun ditandatangani sebagai bukti bahwa drama ini benar-benar ditutup buku.
Semoga setelah ini, tak ada lagi “bom air kencing” beterbangan di Desa Glagahombo.